Thursday, September 20, 2012

Gara - gara jam beker sialan (PART I)


Tringgg... Tringgg... Tringgg...
            Rio merasa terganggu oleh jam beker yang baru di dapatkannya dari salah satu teman nya tiga hari yang lalu. Merasa sang jam tak kunjung berhenti berdering. Ia bangun dari balik selimutnya berniat untuk mematikan beker nya, tapi ia tergoda juga untuk melihat pukul berapa sekarang.
            Ia menekan tombol off pada belakang jam beker. Tapi anehnya sang beker tak mau berhenti juga. Ia meraba – raba tombol yang lain dalam keadaan setengah sadarnya. Dan sang beker pun berhenti berdering. Ia melirik jam bekernya saat melihat waktu menunjukkan pukul 05.30 WIB.
“Ah, tenang aja lah masih jam setengah enam.” Pikirnya dalam hati.
 Ia kembali meringkuk di balik selimutnya. Tapi sedetik kemudian ia tersadar kalo sekarang pukul 05.30, ia langsung loncat turun dari kasurnya, menendang selimutnya, menyambar handuknya, dan melesat ke kamar mandi.
            Rio masuk ke kamar mandi di kamarnya. Ia sudah melepas semua pakaian yang menempel pada badannya. Sewaktu itu ia hendak buang air besar di closet nya, ternyata kran air nya tidak mengeluarkan air. Untung saja, belum keluar. Ia mengurungkan niatnya untuk buang air besar.
            Ia mengambil sikat gigi, membuka tutup pasta gigi, di tekannya isi pasta gigi tersebut dan keluarlah isinya. Ia mengoleskan pasta gigi itu ke atas sikat gigi nya. Saat, mau mengambil air di dalam bak mandi, ternyata air nya tinggal sedikit. Ia menyalakan shower, dan lagi – lagi showernya mati.
            “Aaaaaah... sialan banget sih. Lagi buru – buru gini adaaa aja gangguan nya.” Gerutu Rio sambil melangkah keluar kamar mandi, tidak lupa dengan handuk putihnya yang menutupi bagian pinggang ke bawahnya.
            Rio tergesa – gesa menuruni tangga, bahkan hampir tiap kali dia menuruni anak tangga, ia terpeleset. Pada tiga anak tangga terakhir, Rio meloncati semuanya dengan sekali langkah, ia langsung terpeleset dan terjatuh berguling – guling dengan tangan kanan masih mengenggam sikat gigi dengan pasta gigi nya.
            Papa dan mama nya yang sedang makan seketika kaget mendengar suara benda jatuh.
“Aaauuuuwww.........!!!” Mereka seketika menoleh ke arah sumber suara.
            “Astaga, Rio kamu kenapa nak?” Tanya sang mama langsung.
            “Rio nggak apa – apa kok mah. Auww...” Kata Rio saat hendak berdiri, ia merasakan pantatnya kini ngilu.
            “Nggak apa – apa kok megangin pantat gitu sih?” Sang mama merasa ada sesuatu yang nggak beres dengan anaknya.
            “Nggak apa – apa mah. Tadi Rio cuman kepeleset doang.” Kata Rio masih memegang pantat nya yang terasa sakit dengan tangan kiri.
 Sang papa yang melihat kelakuan anak laki – laki nya itu, hanya bisa geleng – geleng kepala.
“Lha, terus ngapain kamu pake handuk segala?” Sang papa ikut buka suara. Mama yang baru sadar anaknya hanya menggunakan handuk saja, langsung tertawa cekikikan.
“Mau mandi pah! Udah ah, Rio mau numpang ke kamar mandi di kamar mama sama papa.” Jelas Rio sekenanya.
Melihat orang tuanya heran, Rio langsung menjelaskan “Kamar mandi di kamar Rio rusak!” Rio langsung melesat ke arah kamar mandi orang tuanya. Tapi, ia seolah teringat dengan sesuatu lalu ia membalikkan badannya sebelum masuk ke kamar mama dan papa nya. Ia segera berbalik dengan cepat “Oh iya!”
Mama dan papa nya langsung saja menoleh, dan memandang nya heran. “Mah pah, tolong dong suruh tukang untuk benerin kamar mandi di kamar Rio! Emang mama sama papa mau, Rio numpang terus ke kamar mandi kalian?” Kemudian suara pintu tertutup, terdengar keras sampai ruang makan.
Kedua Orangtua itu hanya bisa geleng – geleng kepala melihat kelakuan anak semata wayang mereka ini.
“Tuh mah ada – ada saja kelakuan anak mu itu.” Kata sang papa sambil merenungi-apakah sikapnya dulu seperti anaknya kini.
“Lho kok jadi anak mama sih? Kan Rio itu anak papa.”
“Hahaha yasudah sekarang kita lanjutkan makan nya.” Papa masih terkekeh mendengar mama berbicara seperti itu.
Kini kedua orangtua itu sudah menikmati kembali sarapan paginya ditemani oleh selingan obrolan dan candaan yang dilontarkan oleh kedua orang tua tersebut.
***

No comments:

Post a Comment