Tringgg... Tringgg... Tringgg...
Rio
merasa terganggu oleh jam beker yang baru di dapatkannya dari salah satu teman
nya tiga hari yang lalu. Merasa sang jam tak kunjung berhenti berdering. Ia
bangun dari balik selimutnya berniat untuk mematikan beker nya, tapi ia tergoda
juga untuk melihat pukul berapa sekarang.
Ia
menekan tombol off pada belakang jam beker. Tapi anehnya sang beker tak mau
berhenti juga. Ia meraba – raba tombol yang lain dalam keadaan setengah sadarnya.
Dan sang beker pun berhenti berdering. Ia melirik jam bekernya saat melihat
waktu menunjukkan pukul 05.30 WIB.
“Ah, tenang aja lah masih jam setengah
enam.” Pikirnya dalam hati.
Ia kembali meringkuk di balik selimutnya. Tapi
sedetik kemudian ia tersadar kalo sekarang pukul 05.30, ia langsung loncat
turun dari kasurnya, menendang selimutnya, menyambar handuknya, dan melesat ke
kamar mandi.
Rio
masuk ke kamar mandi di kamarnya. Ia sudah melepas semua pakaian yang menempel
pada badannya. Sewaktu itu ia hendak buang air besar di closet nya, ternyata
kran air nya tidak mengeluarkan air. Untung saja, belum keluar. Ia mengurungkan
niatnya untuk buang air besar.
Ia
mengambil sikat gigi, membuka tutup pasta gigi, di tekannya isi pasta gigi
tersebut dan keluarlah isinya. Ia mengoleskan pasta gigi itu ke atas sikat gigi
nya. Saat, mau mengambil air di dalam bak mandi, ternyata air nya tinggal
sedikit. Ia menyalakan shower, dan lagi – lagi showernya mati.
“Aaaaaah...
sialan banget sih. Lagi buru – buru gini adaaa aja gangguan nya.” Gerutu Rio
sambil melangkah keluar kamar mandi, tidak lupa dengan handuk putihnya yang
menutupi bagian pinggang ke bawahnya.
Rio
tergesa – gesa menuruni tangga, bahkan hampir tiap kali dia menuruni anak
tangga, ia terpeleset. Pada tiga anak tangga terakhir, Rio meloncati semuanya
dengan sekali langkah, ia langsung terpeleset dan terjatuh berguling – guling
dengan tangan kanan masih mengenggam sikat gigi dengan pasta gigi nya.
Papa
dan mama nya yang sedang makan seketika kaget mendengar suara benda jatuh.
“Aaauuuuwww.........!!!” Mereka seketika
menoleh ke arah sumber suara.
“Astaga,
Rio kamu kenapa nak?” Tanya sang mama langsung.
“Rio
nggak apa – apa kok mah. Auww...” Kata Rio saat hendak berdiri, ia merasakan
pantatnya kini ngilu.
“Nggak
apa – apa kok megangin pantat gitu sih?” Sang mama merasa ada sesuatu yang
nggak beres dengan anaknya.
“Nggak
apa – apa mah. Tadi Rio cuman kepeleset doang.” Kata Rio masih memegang pantat
nya yang terasa sakit dengan tangan kiri.
Sang papa yang melihat kelakuan anak laki –
laki nya itu, hanya bisa geleng – geleng kepala.
“Lha, terus ngapain kamu pake handuk
segala?” Sang papa ikut buka suara. Mama yang baru sadar anaknya hanya
menggunakan handuk saja, langsung tertawa cekikikan.
“Mau mandi pah! Udah ah, Rio mau
numpang ke kamar mandi di kamar mama sama papa.” Jelas Rio sekenanya.
Melihat orang tuanya heran, Rio
langsung menjelaskan “Kamar mandi di kamar Rio rusak!” Rio langsung melesat ke arah
kamar mandi orang tuanya. Tapi, ia seolah teringat dengan sesuatu lalu ia
membalikkan badannya sebelum masuk ke kamar mama dan papa nya. Ia segera
berbalik dengan cepat “Oh iya!”
Mama dan papa nya langsung saja
menoleh, dan memandang nya heran. “Mah pah, tolong dong suruh tukang untuk
benerin kamar mandi di kamar Rio! Emang mama sama papa mau, Rio numpang terus
ke kamar mandi kalian?” Kemudian suara pintu tertutup, terdengar keras sampai
ruang makan.
Kedua Orangtua itu hanya bisa geleng –
geleng kepala melihat kelakuan anak semata wayang mereka ini.
“Tuh mah ada – ada saja kelakuan anak
mu itu.” Kata sang papa sambil merenungi-apakah sikapnya dulu seperti anaknya
kini.
“Lho kok jadi anak mama sih? Kan Rio
itu anak papa.”
“Hahaha yasudah sekarang kita lanjutkan
makan nya.” Papa masih terkekeh mendengar mama berbicara seperti itu.
Kini kedua orangtua itu sudah menikmati
kembali sarapan paginya ditemani oleh selingan obrolan dan candaan yang
dilontarkan oleh kedua orang tua tersebut.
***
No comments:
Post a Comment